Jumat, 22 Januari 2010

Keutamaan bersikap sabar

Oleh : Wulan Khairunissa

Sabar adalah sikap yang harus dimiliki setiap orang yang ingin hidup dengan tenang. Untuk menciptakan sikap sabar ini kita juga harus memiliki rasa ikhlas dalam menghadapi segala hal, entah hal itu menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Sabar dan ikhlas merupakan sifat yang sangat terpuji dan mulia. Banyak kisah teladan dari para Nabi dan Sahabat Nabi yang mengedepankan kedua sikap ini, dan kepada siapa lagi kita sebagai umat Islam akan mencontoh kalau tidak mengikuti kisah teladan mereka.

“ Sabar itu ada tiga macam, yaitu sabar atas datangnya musibah, sabar di dalam melakukan ketaatan, dan sabar guna meninggalkan kemaksiatan “.

Demikian sebuah Hadist yang meriwayatkan tentang kesabaran. Sabar yang pertama adalah sabar dalam menerima musibah. Musibah merupakan ujian dari Allah swt. Dan kita sebagai umat-Nya harus menerima ujian itu dengan rasa sabar dan ikhlas menjalankannya. Kadang kita akan mengeluh kalau kita atau keluarga kita menderita sakit atau tertimpa musibah, bahkan kita merasa bahwa kita sedang dijauhi oleh Allah. Padahal musibah itu diberikan oleh Allah untuk menguji hambanya, sampai seberapa kadar keimannya. Adakalanya musibah diberikan untuk mengingatkan umatnya agar menjauh dari perbuatannya yang menyimpang dan agar kembali pada jalan yang benar. Tetapi ada juga musibah yang diberikan Allah sebagai hukuman atas perbuatan dosanya agar meringankan hukuman ketika di akhirat. Betapa di balik musibah yang kita terima sebenarnya terdapat rahasia Allah yang tidak mungkin manusia mengetahuinya.
“ Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar “. Al Baqarah 155. “ (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Innalillahi wa inna ilaihi rojiun (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali)”.Al Baqarah 156. “ Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. Al Baqarah 157.
Sabar yang kedua adalah sabar dalam melakukan ketaatan atau sabar dalam melakukan perintah-perintah Allah. Dalam menjalankan perintah Allah kita harus melakukannya dengan rasa sabar dan ikhlas. Sering kita merasa berat dan malas dalam menjalankan ibadah, dalam sholat lima waktu, dalam berpuasa, berzakat, dalam berzikir, bertadarus dan ibadah yang lain, ada saja hambatan yang sering kita alami. Misalnya dalam sholat lima waktu, walaupun sudah terdengar adzan tapi kita menundanya dengan alasan tanggung pekerjaan. Dalam berpuasa kita sering lupa menjaga sikap, perbuatan dan lisan yang juga menentukan diterimanya puasa kita. Dalam berzakat kita merasa belum cukup mampu dan masih merasa kekurangan, padahal sebagai manusia kita tidak akan merasa cukup dan selalu kurang. Dalam berzikir dan bertadarus kita sering merasa ada hal-hal lain yang harus segera dilakukan dari pada melakukan kedua hal tersebut. Demikian juga dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik lain sebagai wujud ketaatan kepada Allah swt., kita sering tidak atau kurang sabar karena ada saja hal-hal yang menjadi penghalang yang biasanya merupakan keegoisan kita mementingkan kesenangan yang sifatnya duniawi dan sementara.
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk”. Al Baqarah : 45.
“Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya, melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka, secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan, orang itulah yang mendapat tempat kesudahannya (yang baik)”. Ar-Ra’d : 22. “ (yaitu) surga-surga ‘And, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedangkan para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu “. Ar-Ra’d : 23. “ ( sambil mengucapkan) selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” Ar-Ra’d : 24.
Sabar yang ketiga adalah sabar untuk meninggalkan kemaksiatan. Adalah setan yang mengajak manusia untuk melakukan perbuatan maksiat yang menuruti nafsu belaka, tapi ada saja manusia yang mau diperdaya setan dan malah merasa senang bahkan ketagihan untuk melakukannya secara terus-menerus. Sebagai manusia yang dikaruniai fikiran sehat serta dibekali iman seharusnya menjauhi perbuatan maksiat dan mengedepankan sikap sabar serta menyadari bahwa perbuatan maksiat hanya akan merugikan diri sendiri bahkan bisa merugikan orang lain termasuk keluarga yang menjadi malu.
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatan, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. Al Ahzab : 35.

Dalam kehidupan di masyarakat dituntut untuk menerapkan sikap sabar ini dalam setiap permasalahan. Rasa kecewa karena kegagalan dalam berusaha, dialami oleh seorang pelajar yang mendapat nilai jelek padahal sudah belajar sungguh-sungguh, petani yang gagal panen padahal sudah dipupuk dan dirawat dengan baik, pedagang yang bangkrut padahal sudah berusaha maksimal, pegawai atau karyawan yang gajinya tidak kunjung naik dan selalu kekurangan biaya hidup padahal sudah berhemat, remaja yang gagal dalam mendapat pasangan yang diidamkannya, pengusaha kaya kecewa karena rencana untuk memperluas usahanya gagal atau tender yang diajukannya mengalami kekalahan.
“ Wahai orang-orang yang beriman. Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar”. Al Baqarah : 153.

Selagi manusia masih bernafas, kesulitan dan permasalahan hidup pasti akan dialaminya, keuntungan-kerugian, kesuksesan-kegagalan, kebahagiaan-kesedihan adalah kenyataan yang diberikan Allah kepada hambanya. Keberhasilan dalam bersabar menerima pemberian Allah adalah kemenangan yang sesungguhnya yang akan membawa kita pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
“Mereka akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam”. Al Furqan : 75.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar